Senin, 16 Januari 2012

IMASPIKA ; APAKAH SEMAKIN KUAT IKATANNYA??? (Buat junior & mahasiswa ending semester)


Ikatan Mahasiswa Pendidikan Kimia (IMASPIKA) FKIP UNDANA adalah sebuah wadah kekeluargaan yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2005 yang anggotanya terdiri dari seluruh mahasiswa aktif Undana FKIP Pendidikan Kimia. Wadah ini walaupun secara legalitas tidak diakui pihak Ormawa namun senantiasa terus berjalan roda organisasinya baik melalui system perkaderannya maupun kegiatan-kegiatan baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Pergerakan wadah ini menunjukkan kreatifitas mahasiswa di tingkat program studi.
            Alumni dari ikatan ini juga sudah cukup banyak yang menyebar di sekolah-sekolah di wilayah NTT, selain itu banyak kader-kader IMASPIKA yang juga eksis di baik di tataran intra  kampus (HMJ dan BEM), semi intra kampus (KMK dan FOSMI) maupun organisasi ekstra kampus (PMKRI, GMNI, GMKI dan HMI).  Kecil boleh dilihat wadahnya namun telah mencetak alumninya yang kembali mengabdi sebagai dosen di FKIP Kimia Undana.
            Tak dapat dipungkiri pengkaderan yang terjadi di wadah ini tanpa disadari mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini dapat terlihat ketika awal masuk mahasiswa baru yang langsung ditangani oleh senior-senior IMASPIKA, ketika mahasiswa baru kita terasa asing dengan dunia perguruan tinggi akan tetapi IMASPIKA sebagai salah satu faktor yang membuat semuanya menjadi tidak asing. Rapat-rapat yang diadakan Imaspika memiliki dinamika khas tersendiri, kita bisa secara langsung mempelajari system rapat atau persidangan secara riil di rapat itu. Jangan heran jika dalam rapat terjadi perdebatan-perdebatan yang cukup panas akan tetapi ketika bukan dalam suasana rapat suasana kembali menjadi cair. Imaspika pun berani membuat gebrakan baru yakni study tour yang telah dilaksanakan 2 kali berturut-turut (Batu putih dan Nobi-nobi ).
            Seorang mahasiswa pendidikan kimia FKIP Undana pasti bersentuhan dan berkecimpung dengan yang namanya IMASPIKA, seperti dari teman-teman fisika dengan wadah KSF, biologi dengan AMPIBI-nya, matematika dengan KSMM-nya. Keempat wadah ini secara tanpa disadari bernaung di bawah HMJ Pendidikan MIPA. Dengan adanya empat kelompok studi ini tentu akan menimbulkan persaingan-persaingan positif demi untuk mengangkat nama masing-masing kelompok. 
Dengan asas kebersamaan dan kekeluargaan yang tertuang dalam aturan Ikatan maka tentu termanifestasi dalam pergaulan sehari-hari di kampus antara mahasiswa, dosen serta asisten Laboratorium. Keragaman suku, agama,  budaya, serta watak berkolaborasi dalam wadah ini, dengan berbagai perbedaan itu tidak menjadi penghambat dalam proses perkuliahan di kampus, namun justru menjadi kekayaan atau modal untuk bahu-membahu menyelesaikan kuliah dengan baik. Semua perbedaan itu kemudian diikat oleh suatu wadah pengikat yang dikenal dengan IMASPIKA.
            Kata ikatan pada nama IMASPIKA memiliki makna filosofis yang mendalam yakni sesuai dengan salah satu materi dasar kimi yakni Ikatan kimia. Segala senyawa, molekul bisa ada karena faktor ikatan, entah itu ikatan kovalen, ion, hydrogen, dll.  Senyawa dan molekul itu dapat terbentuk karena ingin mencapai kestabilan, demikian halnya manusia senantiasa berikatan atau berinteraksi secara sosial dengan manusia lain bahkan alam sekitar guna mencapai kestabilan, kebahagiaan dan keharmonisan hidup. Ternyata kalau kita jeli, kita sebenarnya telah diajari Tuhan melalui alam semesta. Mari kita terus memetik hikmah dari segala peristiwa alam semesta ini.
            Dalam beberapa periode selama penulis menjadi mahasiswa di FKIP Kimia, banyak hal yang telah didapat baik itu ilmu kimia dari tenaga pengajar (dosen), maupun berbagai pelajaran berharga yakni panutan serta motivasi hidup dari dosen-dosen, nuansa kekeluargaan yang diciptakan mahasiswanya antara junior dan seniornya, sesama angkatan, serta berbagai tantangan yang memaksa kita untuk dewasa dalam mencari solusinya.
            Jika kita refleksikan sejenak, bagi mahasiswa ending semester akan merasakan suasana hati yang gundah, senang, iri, sedih dan berbagai perasaan yang bercampur baur menjadi satu, gundah karena mulai ada kerisauan dan tekanan dari orang tua dan orang-orang terdekat untuk segera menyelesaikan studinya, iri karena teman seangkatannya bahkan adik semesternya lebih dulu sukses diwisuda, senang karena sahabat-sahabat terbaiknya telah mencapai kesuksesan yang diimpikan, sedih karena harus berpisah dengan sahabat-sahabat sejatinya. Suasana saling memotivasi pun terjadi disini, inilah yang kadang bisa mengeluarkan tetesan air mata.  Kita harus berpisah dengan teman seperjuangan kita yang pernah bersama-sama berjuang dalam satu wadah. Akankah ikatan itu akan terus kuat? Ataukah justru semakin rapuh dan terputus? Harapan kita tentu hal itu tidak terjadi. Kita yakin bahwa kita pernah bersama dan akan selamanya bersama meskipun jarak dan kesibukan berusaha mengancam untuk melepas ikatan itu. Kita juga harus yakin bahwa semua pasti bisa sukses, ini hanya persoalan waktu dan momentum. Mungkin istilah “semua indah pada waktunya” ada benarnya. Realitas hari ini kita bisa berstatus beda yakni ada yang menyandang semester X, XII, XIV bahkan ada yang menyandang gelar S.Pd dalam kapasitas sebagai alumni.
            Kita juga perlu menyadari bahwa ini tantangan yang belum begitu hebat, di luar sana sangatlah kejam, persaingan antar calon guru untuk memperebutkan kuota PNS di daerah-daerah, banyak yang beralih profesi, inilah persaingan yang sesungguhnya setelah kita digembleng di wadah IMASPIKA, di Prodi Kimia, di Undana. Semoga kita semua punya bekal yang banyak untuk bertarung di dunia kerja.
                        Apapun ending dari semua ini, apa pun takdir dari realitas hidup kita nantinya, semoga ikatan cinta, ikatan persaudaraan, ikatan kekeluargaan, ikatan kebersamaan, ikatan emosional serta IKATAN MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA antara kita harus tetap dijaga agar tetap kuat dalam hati kita masing-masing. Amin

                                                            *) Kabid ekonomi organisasi IMASPIKA FKIP Undana

Sebuah Refleksi Perdebatan NDP di Group FB


Mencermati forum dialog NDP HMI ini, ada beberapa hal yang dapat dicermati yakni terjadi dialog yang sangat dinamis dan ilimiah serta dibumbuhi oleh dialog-dialog yang tidak beretika. Kita patut bersyukur bahwa inilah khasanah intelektual kader HMI yang harus terus dikembangkan demi terus mengasah daya nalar kita sekalian. Saya sangat megapresiasi Kakanda Ariyanto dengan ikhtiarnya yang telah berani menyambut peluang yang dibuka oleh pencetus NDP (Kanda Cak Nur) bahwa NDP-nya bukan kitab suci yang tidak bisa dilakukan perubahan-perubahan, kendati pun peluang itu tidak dibuka oleh Cak Nur tetapi sebagai kader HMI senantiasa kritis untuk bisa mengkritisi konsep NDP Cak Nur kalau memang pantas dikritik. Kanda Ariyanto telah mencoba mengahdirkan satu bentuk pemikiran sebagai antitesa dari tesisnya Cak Nur, dengan demikian telah menimbulkan perdebatan yang positif diantara kader HMI, tetapi satu hal harus diperhatikan kita yakni setiap pembaharu di mana pun di muka bumi ini hampir pasti dilawan, dicaci maki dan dimusuhi ada juga yang memilih berkompromi. Ini suatu hal yang sangat wajar. Oleh karena itu selayaknya kita sebagai kader HMI menyikapi fenomena ini dengan bijaksana dengan beberapa alternative :
1.      Jika apa yang ditawarkan dalam NDP baru Kanda Ariyanto itu suatu hal yang logis dan dengan cara penyampaian yang beretika juga, maka hampir pasti diam-diam akan diikuti oleh para penentangnya.
2.      Jika yang ditawarkan dalam NDP baru belum mampu dijelaskan secara logis walaupun dengan penyampaian yang beretika tetap saja belum bisa diterima dengan baik oleh penentangnya
3.      Jika yang ditawarkan dalam NDP baru dijelaskan secara logis namun dalam proses penyampaian tidak beretika itu pun masih sangat sulit untuk diterima

Dengan 3 alternatif di atas tentu memberikan kesan kepada kita untuk selalu sportif dalam berdialog, mengakui kelebihan orang jika memang realitasnya demikian, serta selalu memperhatikan etika kita dalam berdialog. Saya melihat memanglah dialog ini sangat ilimiah tetapi yang membuat dialog ini rusak adalah pilihan kata yang digunakan terkesan bukan sebagai kaum akademisi/intelek, penggunaan kata goblok, bodoh, bahlul dan beberapa kata vulgar lainnya sangatlah disayangkan untuk kapasitas seorang kader HMI. Satu hal lagi yang sangat disayangkan adalah penggunaan akun cloning dalam Group Diskusi NDP ini juga sangat disayangkan, hal ini akan menjadi diskusi yang tidak fair karena kita sedang berdiskusi dengan orang yang tidak jelas identitasnya. Apakah mungkin takut/atau satu oknum yang memakai banyak akun? Saya mengharapkan identitas kader yang berdiskusi harus jelas dari Cabang mana? Kampus mana? Serta informasi identitas lainnya sehingga betul-betul apa diskusikan lebih ilimiah, ilimiah materi yang didiskusikan dan ilimiah identitas orang yang berdiskusi.  Untuk itulah saya menghimbau kepada pembuat group ini (admin) untuk melakukan verifikasi terhadap beberapa akun cloning dalam group ini demi menjaga orisinalitas keilimiahan forum ini.
Orang-orang NDP lama masih memakai alasan konstitusi dan landasan historis sebagai salah satu alasan untuk tetap konsisten dengan NDP Cak Nur di lain sisi juga masih sangat memakai pendekatan ilimiah untuk NDP Cak Nur sedangkan NDP-er baru membuka ruang ikhtiar berdasarkan statement dari Cak Nur sendiri bahwa pemikirannya bukan sesuatu yang final serta juga masih menggunakan pendekatan ilimiah untuk menjelaskan gagasan barunya, ilimiah Vs ilimiah. Sungguh dialektika yang terus berkepanjangan dan kita tidak tahu kapan akan berakhir? Semoga kita tidak sebatas berdiskusi NDP hanya sekedar tataran konseptual semata namun lebih dari itu mampu diimplementasikan dalam perilaku kita sehari-hari. amin
Sedikit pemikiran ini hanya dimaksudkan sebagai bahan refleksi bagi saya dan teman-teman seperjuangan semua. SELAMAT BERDISKUSI. Wallahualam… YAKUSA



RAMADHAN; PEMAKNAANNYA DI MASA KINI (sebuah renungan menjelang Ramadhan 1432 H)


Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-natikan umat muslim di seluruh dunia, konon banyak dijelaskan keutamaannya dalam Al-Qur’anulkarim dan hadist-hadist Rasulullah SAW. Banyak julukan yang diberikan buat bulan ini yakni bulan rahmat, pembakar dosa, pengampunan, bahkan dalam bulan ini setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup rapat-rapat. Dengan banyaknya keutamaan-keutamaannya tentu bulan yang lain menjadi iri, kaum muslim pun begitu mengkultuskan bulan ini, bulan inilah yang membuat manusia berlomba-lomba berbuat amal kebaikan sebanyak-banyaknya karena diyakini amalan di bulan ramadahan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Namun yang perlu diperhatikan jangan sampai kesucian bulan puasa kita sia-siakan dengan berperilaku munafik yakni ketika datang bulan Ramadahan kita banyak melakukan amalan kebajikan namun sedetik bulan itu berlalu kita pun kembali kepada kebiasaan buruk kita, timbul pertanyaan apakah bulan ramadhan hanya dijadikan sebagai wahana untuk berperilaku munafik. Kita perlu melakukan pemaknaan ulang terhadap makna bulan ramadahan. Kita bisa melihat ketika malam ramadhan terlihat begitu ramainya masjid oleh suara ajan, tadarus, shalat lail, dzikir dan amalan lainnya yang membuat suasana menjadi sangat islami. Semoga saja kebiasaan ini dipertahankan walaupun bukan dalam momen ramadhan, marilah kita bangun paradigma baru tentang Ramadhan bahwa bulan penuh makna kehikamahan yang dapat dipetik guna mengarungi hidup selama sebelas bulan berikutnya bahkan seumur hidup kita. Tuhan begitu pengasih menghadiahkan ramadhan kepada manusia, namun kebanyakan manusia menyia-nyiakannya dengan berperilaku munfik di hadapan Tuhannya. Manusia hari ini semakin hebat telah berani mampu menipu diri bahkan Tuhan sekalipun.
            Perilaku munafik telah membuat pemaknaan terhadap Ramadhan melenceng jauh dari makna yang hakiki. Kita sepakat bahwa ramadhan adalah bulan latihan namun mengapa hasil dari sebuah pelatihan sebulan tidak ditransformasikan dalam bulan berikutnya. Apakah beribadahnya manusia menunggu momen yang tepat? Ternyata kebanyakan manusia tidak mampu mentransformasikan pesona ramadhan untuk kehidupannya di bulan yang lain. Terasa ada yang salah dengan cara beribadah kita, beribadah sesuai momen, kalau bukan momennya untuk apa kita beribadah? Kita masih beribadah dengan orientasi amal/pahala, apakah tidak kalian ketahui bahwa sebenarnya kalian sedang mencoba melakukan permainan perdagangan dengan Tuhanmu, masih ada perhitungan untung rugi di kepalanya, kata melipatganda bukannya menjadi motivasi keikhlasan dalam beribadah namun menambah ketamakannya terhadap pahala dari sebuah tindakan kebaikan. Hal yang sering dijumpai adalah seiring dengan waktu 30 hari sebulan ramadhan semakin hari terus berlalu suasana masjid semakin berkurang/sunyi yang ditandai dengan berkurangnya shaff sholat dari hari ke hari, apakah benar mereka-mereka yang masih bertahan .adalah yang telah lolos seleksi ramadhan semacam seleksi alamnya teori Darwin?
            Manusia pun diberi 1 lagi rahmat yang tak ternilai harganya yakni lailatulqadar yang amalan pahalanya seperti beribadah seribu bulan, mari kita jangan terlalu memikirkan pahala amalan itu tetapi dimaknai sebagai penghormatan terhadap turunya wahyu Tuhan yang sacral yang ternyata menjadi petunjuk dan dasar pijak bagi setiap tingkah laku manusia. Al-Qur’an yang agung itu pun saat ini menjadi bacaan usang yang banyak tidak disentuh manusia, kalaupun disentuh dan dibaca, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya banyak yang tidak ditransformasikan dalam hidup dan kehidupan manusia, sehingga dalam momen ramadhan kali ini terlebih malam nuzululqur’an marilah kita refleksi secara berjamaah suidah sampai dimanakah tingkat penghargaan kita terhadap petunjuk suci itu?
            Wahai sahabat…keluarga… adik…kaka…senior…junior…siapa pun yang membaca tulisan ini, mari kita bersama refleksikan diri secara mendalam apakah kita termasuk orang-orang munafik dalam memperlakukan bulan suci ramadhan? Kini ramadhan semakin dekat tinggal menghitung hari, berfikirlah apa yang sebenarnya harus kita lakoni? Semoga ada hikmah tersirat yang dapat dimaknai dari ramadhan kali ini… MARHABAN YA… RAMADHAN


                                                                        Kota karang, 01 Agustus 2011

PERTANYAAN-PERTANYAAN REFLEKSI KEHIDUPAN


UNTUK APA KITA DICIPTAKAN ??????
UNTUK APA KITA DILAHIRKAN ?????
UNTUK APA KITA JALANI KEHIDUPAN INI ????
KEMANAKAH SETELAH KEMATIAN MEJEMPUT????
APA AKHIR DAN TUJUAN DARI SEMUA INI ????
          Renungkanlah wahai manusia.......dari manakah asalmu, sudah sampai dimanakah perjalananmu, apa saja yang telah kau perbuat selama kamu menjadi sesuatu yang dikatakan ada dan akan kemanakah engkau nanti??????????????????
Manusia hidup seperti sudah terprogram dalam sebuah garis takdir yang diatur oleh sang sutradara tunggal kreator agung Tuhan yang ahad, namun di sisi lain ada sebuah kemerdekaan manusia dalam berikhtiar demi mencapai kehidupannya yang lebih baik. Kita star dari sesuatu yang nol menuju sesuatu yang tak terhingga kita belum memastikan dimanakah finisnya? Banyak manusia merasa kehidupan ini sungguh kejam karena butuh perjuangan dan pengorbanan demi mencari taraf hidup yang lebih baik.

Jika kita sejenak berfikir bahwa dalam siklus kehidupan manusia ternyata saat ini kita sedang berjalan mengikuti sebuah rute yang amat panjang bahkan mungkin kita baru menjalani 1/3 atau bahkan setengah dari keseluruhan rute itu.
Ada 3 alam yang akan kita lewati yakni alam kandungan, alam dunia dan alam akhirat, tentunya setiap manusia harus melewati 3 alam ini, Alam kandungan yang usianya kira-kira 9 bulan 10 hari adalah suatu alam yang cukup gelap manusia pada saat itu tingkat ketergantungan pada ibunya sangat tinggi, manusia masih menerima makanan dari ibunya lewat tali plasenta yang menghubungkan keduanya. Sungguh sesuatu yang sangat menakjubkan akan kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan ciptaan-Nya lewat suatu proses yang menakjubkan juga. Alam dunia adalah alam yang dimulai sejak dilahirkan ke muka bumi, sejak terputusnya tali pusat dengan ibunya, sejak teriakan tangisan pertama saat pertama kali nongol di muka bumi,  saat itu manusia yang baru disambut dengan senyuman bahagia oleh orang tua dan keluarganya, maka bertambahlah 1 orang jumlah penduduk di muka bumi ini. Manusia ini kemudian mulailah memegang tanggungjawab amanah sebagai khalifafilardj di pundaknya sama seperti manusia lain yang lebih dulu hadir di muka bumi. Pada vase dunia ini adalah yang paling menentukan akan kehidupannya di akhirat nanti, katanya dunia hanyalah sementara sebagai tempat persinggahan karena akhirat adalah yang kekal untuk selamanya. Kita belum bisa membayangkan bagaimana kehidupan di Akhirat nanti karena informasi mengenai kehidupan di Akhirat hanya kita dapat melalui pesan Tuhan dalam kalimat-kalimat sakral-Nya.
Pada permulaan alam akhirat yakni saat terlepasnya roh dari jasadnya yang sering disebut sakaratulmaut. Inilah kebalikan dari kelahiran yang disambut dengan tawa namun kematian dilepas dengan suasana duka dan air mata yang mendalam dari keluarga dan orang tuanya.  Saat itu habislah vase dunia manusia, kematian hanyalah sebuah sambungan mata rantai dari mata rantai dunia ke mata rantai akhirat artinya manusia tidak musnah begitu saja karena manusia harus menyampaikan Laporan Pertanggungjawabannya di hadapan Rabb sang penciptanya. Coba kita bayangkan kehidupan alam barzah yang begitu gelap, sempit, bahkan mungkin kita ditemani oleh binatang-binatang tanah yang akan melahap jasad kita hingga hancur dan membusuk. Takut rasanya jika membayangkan semua ini namun apa boleh buat itulah jalan yang wajib dan harus ditempuh. Mungkin kita tidak tahu bagaimana selanjutnya kisah hidup ini. Apa akhir dari episode perfileman kehidupan ini? Saat itu mungkin kita bisa ketahui bahwa sebenarnya satu kali periodesasi kehidupan ini sia-sia atau tidak?


Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mengikuti jalur sirotulmustakim………Amin
Mari refleksi bersama demi mencapai sebuah kesadaran yang hakiki...




NUHA NEBO ; LAFO TANAHKU… (Sebuah Surat Refleksi anak kampung buat anak kampung)



Yogyakarta, 15 Januari 2012
            Assalamu’alaikum Wr.Wb..
Kepada Yang Terhormat Amang/Inang/kakang/aring/anang/amang pukong/opung/nenek/kakek dan semua orang Nuha di mana pun berada…
 semoga selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Sedikit goresan ini berangkat dari sebuah refleksi sederhana atas segala sesuatu yang berkaitan dengan sebuah Pulau yang bernama Ternate khususnya kampung tercinta Umapura.
            Perkembangan kampung Umapura sangatlah pesat dilihat dari berbagai sisi yakni infrastruktur,(sekolah SD/SMP, Puskesmas, Masjid mewah, jalan setapak keliling kampung, sumur air, pelabuhan mini, lapangan bola sederhana, rumah warga yang sudah banyak tembok, PLTD, signal HP seluler) sosial budaya, kemajuan ekonomi, pendidikan, paradigma berfikir dan sebagainya. Hal ini menandakan masyarakat kita juga telah mampu beradaptasi terhadap perkembangan zaman yang semakin modern, dan itulah konsekuensi logis dari sebuah pergaulan antara masyarakat di komunitas yang satu dengan komunitas yang lain (suku/kampung), diantara pergaulan itu sangatlah sulit dihindari proses akulturasi budaya, persaingan, serta silaturahmi antar suku-suku kecil yang ada di Alor khususnya kecamatan ABAL lebih khusus di Pulau Ternate (Nuha Being) dan Pulau Buaya (Nuha Kae).
            Pulau kecil Ternate terdapat 4 kampung (Abang Bol, Umapura, Biatabang dan Boka kele) yang masing-masing penduduknya hidup rukun baik dalam kampungnya sendiri maupun dengan kampung lain dalam 1 pulau itu. Klasifikasi suku dalam kampung Umapura sendiri yang berjumlah 8 suku dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing dalam hal ke-Adat-an tentu harus tetap konsisten serta selalu membangun hubungan yang harmonis antara satu suku dengan suku yang lain dalam menciptakan suasana kampung yang kondusif demi kepentingan masyarakat Umapura.
            Begitu beragamnya masyarakat kita baik dari sisi tingkatan ekonomi, suku, pendidikan membuat para pemimpin di Desa Umapura (pemerintah Desa, pemimpin adat, tokoh agama, tokoh pendidikan ) selayaknya harus memahami realitas itu kemudian senantiasa memberikan pelayanan yang prima sesuai tugas dan tanggungjawabnya guna melayani masyarakat akan kebutuhan pelayanan publik pemerintah, pelayanan adat, memberikan kontribusi pendidikan serta serta pelayanan jamaah dalam hal theology. Dalam memberikan pelayanan inilah yang kadang kurang maksimal sehingga dapat memicu konflik atau gesekan diantara masyarakat kita, saya melihat pemberian pelayanan adat sudah sangat maksimal, sementara dalam bidang agama masih bersifat stagnan, dan yang masih amburadul adalah pelayanan di bidang pendidikan apalagi pelayanan pemerintah.
            Ina gambe yang saya hormati….
            Saat ini saya ingin menyampaikan pandangan terkait beberapa hal pelayanan di atas diantaranya :
1.      Dari sisi adat/budaya : harus diakui bahwa masyarakat kita masih sangat kuat memegang tradisi yang telah diturunkan dari nenek moyang kita, sehingga tokoh-tokoh adat dari suku-suku di Umapura masih sangat konsisten dalam memberikan pelayanan adat atas kebutuhan adat masyarakat. Alhamdulillah tradisi-tradisi positif peninggalan kaum terdauhulu masih dilestarikan misalkan budaya gotong royong, bahasa adat, tarian beku, legalitas rumah suku, norma etika dalam bergaul antara yang muda dan yang lebih tua dan sebagainya. Semoga akan tetap terus dipertahankan, ada beberapa gejala buruk yang telah merusak kampung kita yakni kebiasaan meminum-minuman keras yang dilakoni oleh beberapa pemuda kita dan mulai diikuti oleh anak-anak di bawah umur sehingga yang ditakutkan adalah rusaknya moral generasi kita? Hal ini pun akan menimbulakan image jelek bagi performance orang Umapura di kalangan masyarakat luar. Tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemerintah, tokoh pendidikan serta semua entitas yang memiliki kepedulian terhadap hal ini selayaknya bahu-membahu dalam penyelesaian gejala-gejala seperti ini. Jangan biarkan budaya luar yang sifatnya negative merusak generasi kita.
Kekuatan adat seharusnya juga menjadi kekuatan untuk menangkis orang dari luar yang ingin membuat perpecahan di tengah-tengah masyarakat kita.
2.      Dari sisi Agama : pelayanan tokoh-tokoh agama di kampung juga masih lumayan bagus, hal ini karena masyarakat kita juga masih sangat menjunjung nilai-nilai religiusitas, layanan persoalan pernikahan masih sangat normal, tausiah-tausiah untuk kebutuhan rohani masyarakat masih konsisten di Bulan Ramadhan, hari-hari besar Islam, saat pernikahan, khitanan, aqiqah, syukuran Haji, dan berbagai aktivitas keagamaan lainnya. Yang masih sangat kurang adalah asupan pendidikan agama bagi anak-anak kita pada tingkatan SD s/d SMP mulai seperti pengajian, masih kurangnya guru-guru ngaji yang siap membimbing generasi muda Umapura. Pembangunan pendidikan agama bagi generasi kita sangatlah penting karena sangat menyangkut dengan akhlak dan kepribadian mereka saat dewasa dan akan berdampak bagi image orang Nuha dalam pergaulan dengan masyarakat luar. Kita perlu mencermati apa perlu kita mengirimkan anak-anak kita untuk masuk pesantren di luar NTT (misalkan Jawa dan Sulawesi) jika di dalam kampung kebutuhan pendidikan rohani mereka tidak dilayani? Jika ada output dari pesantern yang sudah membuktikan akhlaknya dengan baik maka saya kira wajar dan baik jika mereka mondok di pesantren. Saya salut dengan yang telah berbuat nyata seperti Paman Jang di Makassar.
3.      Dari sisi pemerintahan : saya adalah generasi yang baru kemarin dilahirkan (1987) sejak remaja hingga tahun 2011 ini saya mengamati kondisi Desa sejak kepemimpinan Bapak Motong sebagai kepala Desa hingga Bapak Iang saat ini, masih menyisakan PR yang begitu banyak bagi perbaikan sistem roda pemerintahan Desa Umapura. Saya tidak ingin mengatakan ada kesalahan dalam memimpin namun hanya membeberkan sekelumit realitas yang menurut pandangan saya selalu menjadi konflik di masyarakat kita, misalkan pembagian bantuan berupa apapun dari Pemda Alor ataupun dari Donatur manapun di Desa tidak dibagi secara merata dan terkesan nepotisme. Hal ini memicu terjadinya konflik horizontal antara masyarakat serta konflik vertikal antara masyarakat dan pengambil kebijakan di tingkat Desa (kaur desa dan BPD). Satu solusi yang ingin saya tawarkan adalah pembagian bantuan selayaknya didasarkan pada indikator kondisi ekonomi, kita bisa melihat letak kelayakan penerima bantuan itu seperti apa misalkan kondisi fisik rumah, umur calon penerima bantuan (lebih diutamakan yang usia senja/balu janda), serta pemenuhan kebutuhan pokok sehari-harinya, seorang pemimpin pasti sangat mengenal rakyatnya dan tidak perlu dijelaskan lebih jauh mana yang berhak menerima bantuan? Satu hal lagi bahwa ada berbagai macam jenis bantuan (Raskin, Rumah, WC, permodalan, Body motor dll) dan tidak secara serempak direalisasikan, untuk itulah perlu adanya kejelian dalam melihat jika ada yang sudah menerima bantuan pada suatu jenis bantuan maka seharusnya pada kesempatan yang lain berusahalah yang bijak untuk memberi peluang kepada masyarakat yang belum memperolehnya. Selain itu perlu adanya kesesuaian antara jenis bantuan dengan kondisi calon penerima bantuan, misalkan orang yang terindikasi memiliki semangat wirausaha maka jenis bantuan wirausaha cocok untuk orang seperti ini, demikian juga jika kondisi rumahnya sudah sangat memprihatinkan (peot hampir rubuh) maka lebih cocok diberi bantuan rumah demikian juga jenis bantuan yang lain. Hal yang penting juga adalah transparansi dalam administrasi bantuan sehingga menimbulkan kepuasan di kalangan masyarakat serta kebijaksanaan dari pimpinan Desa dalam mengelola segala sesuatu demi kepentingan kampung Umapura tercinta.
Pencerahan kepada masyarakat juga sangat penting yakni memberikan penjelasan dengan santun bahwa jumlah bantuan sangat terbatas sedangkan masyarakat kita kuantitasnya sangat banyak, maka pengambil kebijakan pasti dilematis dalam menentukan daftar penerima bantuan, maka sebagai rakyat juga harus mengidentifikasi diri apakah layak tidak menerima bantuan? Masyarakat juga harus sadar bagaimana perputaran dan manajerial pemerintah Desa dalam mengelola bantuan-bantuan itu agar adil dan tepat sasaran secara efektif dan efisien.
4.      Dari sisi pendidikan : inilah salah satu bidang yang sangat penting dalam membangun peradaban sebuah bangsa, sebuah Negara, sebuah propinsi, sebuah kabupaten/kota, sebuah kecamatan, sebuah Desa/kelurahan dan sebuah rumah tangga kecil. Saya teringat Negara Jepang yang waktu perang dunia dalam pengeboman kota Hirosima dan Nagasaki seluruh kota hancur dan setelah pengeboman itu sang kaisar menanyakan satu hal “MASIH ADAKAH GURU YANG HIDUP” kaisar tidak bertanya “MASIH ADAKAH TENTARA YANG HIDUP”. Ini membuktikan bahwa Negara sekaliber Jepang sangat memberi perhatian pada dunia pendidikan untuk membangun negaranya hingga seperti sekarang ini. Dari cuplikan di atas saya berasumsi bahwa untuk membangun kampung Umapura juga menitikberatkan pada bidang pendidikan. Sarana pendidikan di Umapura pun semakin banyak, hal ini ditandai dengan berubahnya status SD GMIT Umapura menjadi SD Inpres Umapura dengan bangunan fisik sekolah yang terus direnovasi maupun direhabilitasi, rumah dinas guru. Sarana pendidikan kita semakin menunjukkan kemajuan ketika sang Bupati Drs. Simon Th. Pally  meresmikan SMP Negeri Ternate yang letaknya di sebelah Dola kae, penambahan guru PNS maupun guru honor yang mulai berasal dari orang Ternate sendiri memberi kesan bahwa mereka pasti secara pendekatan emosional primodial sangat loyal mengabdi untuk kampung halaman yakni ikut mencerdaskan anak-anak kita sendiri. Kita tidak perlu lagi menyekolahkan anak kita di tempat yang jauh (khusus SD dan SMP) dengan biaya yang tentu mahal dikarenakan biaya kos dan makan minum anak-anak kita di perantauan Kalabahi ataupun di luar Alor, kendati pun menyekolahkan anak di luar kampung tidak dilarang. Hal lain yang perlu dipikirkan bahwa paradigma masyarakat kita perlu diberi pencerahan bahwa pendidikan itu suatu kebutuhan sekaligus keharusan, kita tahu bahwa memang biaya pendidikan sangatlah mahal apalagi orang tua yang membiayai kuliah anaknya. Satu kebiasaan masyarakat kita ada pembagian dalam satu rumah tangga kecil misalkan ada 5 anak, maka ada yang disekolahkan dan ada yang pergi OLA (istilah mencari nafkah untuk laki-laki) atau TANE KAFATE (istilah mencari uang untuk perempuan) serta ada yang disekolahkan atau dikuliahkan, saya tidak mengharuskan atau menyarankan untuk semua anak harus sekolah/kulia, juga tidak menyarankan lebih besar porsinya yang dikuliahkan/sekolahkan akan tetapi minimal 1 orang saja dari keluarga kecil itu yang dikuliahkan/sekolahkan maka sangat mungkin kampung kita akan menghasilkan banyak sarjana dan akan berdampak pada wajah pendidikan orang Umapura. Secara gamblang bisa dibandingkan bahwa kuantitas anak-anak kita yang kuliah masih sangat kurang jika dibanding dengan kampung-kampung lain di sekitar kita.  Berapa sich jumlah magister kita? Apakah kita mau suatu saat kita dijajah orang? Kalah persaingan? Ataukah dianggap remeh orang? Mari kita bangun dinasti pendidikan mulai dari sekarang untuk sebuah perubahan besar di masa yang akan datang. Saya sangat mengapresiasi untuk sang ayah yang menyelam dan telah menghasilkan sarjana… sang Ibu yang menenun dan telah membuat anaknya memakai toga.. sang kakak yang bercocok tanam untuk kebutuhan kuliah/sekolah adiknya… sang adik yang walau keahlian menyelamnya belum begitu bagus namun dapat mengisi pulsa 5 ribu rupiah untuk sekedar melancarkan perkuliahan kakaknya… sungguh sesuatu yang membuat terharu… itu sebuah perjuangan masyarakat kita… itu perjuangan nenek moyang kita… itu perjuangan kita…
Wahai orang Umapura di mana pun berada….
untuk siapa pun yang di dalam dirinya mengalir darah nenek moyang Umapura berikhtiarlah dengan kemampuan kita masing-masing untuk berkontribusi dalam pembangunan pendidikan (Education Building) kita, peduli bukan berarti memberi dengan uang atau bantuan materi lainnya akan tetapi yang tidak kalah penting  adalah member motivasi, doa dan dukungan moril apapun buat generasi muda kita dalam melalangbuana di buana edukasi di rantauan orang.
           
            Ina gambe yang saya cintai…
            Kita boleh berbangga bahwa Ternate sudah melahirkan orang-orang berpengaruh yang tampil di publik kabupaten Alor yang dapat memberikan dampak bagi kemajuan Nuha Nebo, saya sebutkan Bapak Drs. Ismail Kasim (mantan kepala LPMP NTT) yang katanya akan bertarung dalam pilkada Alor periode mendatang, Kakak Sulaiman Singh (Anggota DPRD Alor Fraksi Golkar Periode sekarang), Drs. Amir Jonu (Mantan Pejabat Setda Kabupaten Sikka), Drs. Hofni Bukang (Mantan Kepala Dispenda Alor), Drs. Masya Jonu (Mantan Dirut PDAM Kab. Kupang), Drs. Nurdin Tilung (Mantan Anggota DPRD Alor) dan mungkin ada lagi yang saya lupa… deretan nama-nama di atas jangan dijadikan sebagai romantisme sejarah belaka yang membuat kita terbuai akan tetapi menjadi motivasi dan cambukan bagi kita untuk terus melahirkan tokoh-tokoh sekaliber mereka di masa-masa yang akan datang. Mereka juga wajib dan menjadi keniscayaan untuk berkontribusi bagi perubahan kampung. Ucapan terima kasih yang tiada taranya buat mereka yang pernah mengharumkan nama kampung halaman dan yang telah berkontribusi riil bagi kemajuan Nuha Nebo.  Mari kita bangun ulang dinasti ini untuk membuktikan kepada khalayak umum bahwa walaupun kampung kita kecil tetapi kita  tidak bisa diremehkan… kita punya potensi kapasitas yang sama…kita punya harga diri…

            Wahai anak kampung yang dimanapun eksistensimu….
            Pemikiran ini ditulis bukan karena saya orang yang paling benar, paling suci, paling hebat, atau sekedar iseng namun ini berangkat dari panggilan nurani untuk bagaimana memberikan secercah pemikiran untuk membangun kampung halaman yang lebih baik. Alasan utama saya mengkritik adalah karena saya mencintai yang dikritik. Walaupun sekedar konsep di atas kertas minimal dalam hidup saya pernah berfikir untuk sebuah perubahan…
             Ini hanya secercah pemikiran buat tanah yang pernah aku lahir di atasnya… pulau yang masa balitaku dihabiskan disana… tempat aku dibesarkan dengan gulungan ombak… aku suka kondisi alam Hilafaka… Fatang Kae yang mungil… Fatang Being yang luas… uniknya Dola kae… indahnya Onong Being…Feing matang sumber kehidupan… menjulangnya gunung Mako… serta pemandangan Hopo Futung yang terletak jauh di ujung sana… ah… mengingatkan memory dan membangkitkan rasa kangenku pada NUHA NEBO LAFO TANAH…
            SEMOGA ADA MANFAAT TERSIRAT DIBALIK SELAKSA PEMIKIRAN INI… AMIN

                                                                                                            DARI
                                                                                                   Putra Murni Lafo Tanah
                       

SEJARAH BARU KIPMA UPACARA PERKAWINAN PIALA JUARA UMUM AKSI KIPMA & WIDYARMAN CUP 2010


Inilah sejarah baru tentang prestasi HMI Komisariat Kipma Undana selama Komisariat ini berdiri dalam percaturan prlombaan di HMI cabang Kupang, bukan merupakan sebuah kebetulan yang terjadi akan tetapi merupakan usaha keras seluruh komponen di HMI Komisariat Kipma Undana, AKSI KIPMA dan WIDYARMAN CUP adalah dua kompetisi ajang silaturahmi yang memang bukan menjadi tolok ukur bagi kualitas sebuah Komisariat akan tetapi setidaknya menggambarkan kader-kader Kipma tidak hanya mampu dalam wilayah teoritis di atas ketas serta kekritisannya dalam berwacana akan tetapi mampu menunjukan eksistensinya akan nuansa seni kader serta bagaimana kemampuan tekhnis ketika berlaga di lapangan hijau. Prestasi ini adalah hasil perjuangan keras serta keikhlasan dalam mengabdikan diri di Himpunan. Tak dapat dipungkiri bahwa dengan kegiatan-kegiatan ini  mampu menggali potensi-potensi kader untuk dieksplor dan dipromosikan jika punya peluang yang lebih.
Bukan sebuah niatan untuk menunjukkan superiritas sebuah Komisariat namun hanya sebuah niatan motivasi terhadap kader-kader yang sampai hari ini masih mendedikasikan loyalitasnya terhadap institute Idjo Itam  ini. Sportifitas dan sifat kesatria  masing-masing Komisariat telah ditunjukkan dalam kompetisi ini dan tentunya diharapkan nuansa silaturahmi ini senantiasa terus hadir selama dalam berproses.
Tercatat sudah bahwa pada Tanggal 18 Juni 2010 mendapat piala bergilir AKI KIPMA 2010 sebagai  juara umum AKSI KIPMA 2010 yang kami sebut sebagai Mempelai Perempuan, sehingga ada niatan kami yang sedikit ambisius untuk mncari pendamping hidup yakni sang mempelai laki-laki yang kami dapat melalui kegiatan Widyarman Cup pada tanggal 07 Juli 2010 mendapat piala bergilir Widyarman Cup yang kami namakan Mempelai Laki-laki, semoga perkawinan melalui pernikahannya hari ini adalah sebuah ikatan suci ijab Qabul yang tak akan terlepas lagi dan senantiasa dipertahankan sekuat kemampuan kader-kader kipma penerus generasi Kipma yang akan datang. Memang ntuk mencapai sebuah prestasi mungkin lebih mudah ketimbang kita mempertahankan prestasi itu namun yang harus disadari bahwa pada hakikatnya yang perlu diprtahankan adalah sikap sportifitas, kejujuran, kesatria, serta keikhlasan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini. Nilai-nilai seperti ini yang menjadi keharusan untuk dipertahankan dalam iven-iven yang akan datang.
Naluri  dan mental juara pun perlu ditanamkan dalam kesadaran diri kader-kader sehingga menjadi faktor pendukung dalam peningkatan prestasi ke depan.
Semoga melalui perkawinan hari ini akan melahirkan generasi-generasi prestasi baru dalam dinamika percaturan persaingan positif dalam HMI Cabng Kupang.


SELAYANG PANDANG HMI KOMISARIAT KIPMA UNDANA



APA ITU HMI ?
            Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi kemahasiswaan pengkaderan yang berdiri di Yogyakarta pada tanggal 05 Februari 1947 M atau bertepatan dengan tanggal 14 Rabiul Awal tahun 1366 H dengan pendirinya adalah Prof.drs. Lafran Pane. (baca lanjut AD/ART HMI)

DESKRIPSI SINGKAT HMI CABANG KUPANG

            HMI Cabang Kupang berdiri sejak 25 tahun yang lalu yang ditandai dengan telah diadakannya KONFERCAB sebanyak 25 kali artinya sudah ada 25 Ketua Umum HMI Cabang Kupang yang terpilih baik secara aklamasi maupun secara voting. Konon menurut salah satu pendiri HMI Cabang Kupang bahwa HMI Cabang Kupang berdiri 2 tahun setelah UNDANA dibuka. (Abdul R Betawi, 2009).
            HMI Cabang Kupang memiliki 6 Komisariat yakni :
      1.            HMI Komisariat K.H Ahmad Dahlan
      2.            HMI Komisariat Widyarman
      3.            HMI Komisariat Ippertatek
      4.            HMI Komisariat Hukum Undana
      5.            HMI Komisariat Fisip Undana
      6.            HMI Komisariat Kipma Undana

HMI juga memiliki 2 lembaga semi otonom yakni :
      1.            Korps HMI-Wati (KOHATI) HMI Cabang Kupang
      2.            Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Kupang


HMI KOMISARIAT KIPMA UNDANA

            Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Kipma Undana adalah salah satu komisariat besar yang ada di lingkup HMI Cabang Kupangyang berdiri sejak tahun 1985 dan telah melakukan Rapat Anggota Komisariat (RAK) sebanyak 16 kali. Nama Kipma diambila dari 2 Fakultas yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)  Undana secara keseluruhan serta Fakultas MIPA (dulu), sekarang MIPA merger dengan teknik membentuk Fakultas Sains dan Teknik (FST), tetapi nama ini tetap dipakai karena telah terbiasa atau mendarah daging dan hubungan emosional dengan kader-kader MIPA FST sangat kuat sejak tahun 2003. Namun demikian ada beberapa mahasiswa asal Akademi Teknik Kupang yang di-LK-kan di Kipma sehingga sampai hari ini masi menjadi kader Kipma. Ke depan hal ini perlu dibicarakan lagi dengan Pengurus Cabang.

FKIP + MIPA = KIPMA + ATK

Vase pergantian nama Komisariat

A.    DULU
·         Komisariat Undana Lama (FKIP +ATK)
·         Komisariat Undana baru (FISIP+HUKUM,dll)                      Komisariat FIA
 Komisariat Sains

B.     SEKARANG
Keenam komisariat yang kita kenal sekarang







KETUA-KETUA UMUM KOMISARIAT
Sebelumnya nama komisariat Kipma adalah Komisariat FKIP Undana dengan ketua-ketua Komisariatnya adalah sebagai berikut :
No
Nama
Periode
Fak/Jur/Prodi
1
Yahidin Umar
1985-1986, 1992-1993
KIP/Ekonomi
2
Alim Muktar
1994-1995
KIP/PTK
3
Hidayat
1995-1996
KIP/Geografi
4
Zulkarnain
1996-1997
KIP/PBS/Bhs. Indonesia
5
Abdul Aksa
1997-1998
KIP/Mipa/Kimia
6
Wahid Aman
1998-1999
KIP/PKn
7
Kasim Bapang
1999-2000
KIP/PBS/Bhs. Indonesia
8
Guntur
2000-2001
KIP/Mipa/Kimia
9
Hasyim Ibrahim
2001-2002
KIP/Sejarah
10
Faisal Al-Afdal
2002-2003
KIP/Ekonomi
Mulai tahun 2003 Komisariat FKIP UNDANA berganti nama menjadi Komisariat KIPMA UNDANA
11
Hajiba Al-Katiri
2003-2004
KIP/Mipa/Matematika
12
Syafrudin Atasoge
2004-2005
KIP/Mipa/Kimia
13
Abdul Haris
2005-2006
KIP/Ekonomi
14
Abdul Rifai Betawi
2006-2007
KIP/Sejarah
15
Siti Khadija Tawil
2007-2008
KIP/Ekonomi
16
Iskandar Bala
2008-2009
KIP/Mipa/Fisika
17
Rahmad Nasir
2009-2010
Kip/Mipa/Kimia
18
Sudirman
2011-2012
Kip/Mipa/Kimia

JUMLAH KETUA KOMISARIAT DARI MASING-MASING JURUSAN/PRODI :
No
Jurusan/Prodi
Jumlah
1
Kimia
5 orang
2
Ekonomi
4 orang
3
Sejarah
2 orang
4
Bahasa Indonesia
2 orang
5
Geografi
1 orang
6
PPKn
1 orang
7
Fisika
1 orang
8
Matematika
1 orang
9
PTK
1 orang

Jumlah Ketua Umum Komisariat berdasarkan jenis kelamin yakni :
No
Jenis kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
16 orang
2
Perempuan
2   orang

Territorial/wilayah kerja :
Wilayah kerja/territorial HMI Komisariat Kipma Undana cukup luas meliputi 3 zona yakni :
No
Teritorial
Lingkup jurusan
Alamat
1
Zona Undana lama
FKIP Ekonomi, PPKn, BK dan ATK
Jl. Soeharto Naikoten I
2
Zona PGSD
PJKR, Guru kelas, PAUD dan PLS
Jl. Perintis Kemerdekaan Kota Baru
3
Zona Undana baru
-FKIP (MIPA, PTK, PBS, Sejarah, Geografi)
-FST (MIPA dan ILKOM)
Jl. Adisucipto Penfui

ANGGOTA HMI KOMISARIAT KIPMA UNDANA

            Anggota HMI Komisariat Kipma Undana tercata sejak 7 tahun ke belakang jumlahnya sebanyak  orang dengan jumalah Kohati sebanya  orang dan HMI-wan sebanyak  orang. Anggota Kipma sangatlah plural berdasarkan perbedaan Fakultas/Jurusan/Program studi dengan spesifikasi ilmu yang beragam serta berdasarkan perbedaan suku yakni hampir semua suku di NTT ada di kipma serta sekarang banyak sekali anggota yang berasal dari luar NTT. Nuansa kemajemukan inilah yang membuat khasanah pengetahuan dan pengalaman semakin meluas karena proses interaksi selama berproses tentu membutuhkan tingkat adaptasi dan toleransi.
Semoga nuansa kebersamaan kader-kader kipma tetap terjaga dalam ruh slogan “KIPMA SOLID”.


SISTEM KONSOLIDASI HMI KOM. KIPMA UNDANA.

A. Arah interaksi dalam Kipma
                              1.            Antar pengurus, anggota dan calon anggota/ mahasiswa baru
                              2.            Antar presidium HMI Komisariat Kipma Undana
                              3.            Antar bidang dan departemen terkait
                              4.            Antar pengurus dan senior/alumni
                              5.            Antar pengurus dan komisariat lain
                              6.            Antar pengurus dan pengurus HMI cabang Kupang
                              7.            Antar pengurus dan pengurus KOHATI
                              8.            Antar pengurus dan BPL
                              9.            Antar pngurus dan ormas islam/instansi terkait di luar HMI
                          10.            Antar sesame anggota dalam Kipma
                          11.            Antar anggota lintas komisariat
                          12.            Antar pengurus dan organisasi intra kampus

B. Sistem pendekatan
                              1.            Pendekatan organisatoris kelembagaan
                              2.            Pendekatan persuasive

C. Strategi perekrutan kader
                              1.            KDI (kenal, dekat ikat)
                              2.            Tunjukkan kapasitas kader HMI (prestasi akademik dan organisasi)
                              3.            Advokasi kepentingan calon anggota (tumbuhkan empati)
                              4.            Sosialisai dan tindak lanjut ke gerbang Maperca dan LKI
                              5.            Follow Up LK I





KEGIATAN-KEGIATAN

            Kegiatan-kegiatan yang sering dan selalu dilakukan oleh HMI Komisariat Kipma Undana adalah sebagai berikut :
      1.            Training formal (LK I, Up grading kesekretariatan dan kepengurusan)
      2.            Kegiatan kognitif yakni Bedah buku, kajian (keislaman, kebangsaan dan ke-HMI-an) serta rangkaian kegiatan Dies Natalis HMI.
      3.            Kegiatan psikomotorik (AKSI KIPMA, partisipasi pelatihan jurnalistik dan widyarman cup)
      4.            Safari ramadhan
      5.            Pengabdian masyarakat (Bakti sosial, penhijauan)
      6.            Pengajian keliling
      7.            Dll



















Reference
Betawi Rifai, 2009. Menemukan identitas sebagai kekuatan. Kupang.
Nasir Rahmad, 2009. Ketetapan Hati Untuk HMI ; Kado untuk Kipma-ku tercinta. Independent Press. Kupang
Nasir Rahmad, 2010, Petunjuk Teknis (JUKNIS) Pelaksanaan kegiatan Aksi Kipma, HMI Komisariat Kipma Undana