Kami adalah kawan akrab penghuni kos idjo Al-Fitrah Oesapa
yakni saya, Aji dan Yiko. Aji adalah mahasiswa FKIP Teknik Bangunan yang
berasal dari Sikka, Yiko mahasiswa Pertanian jurusan Sosektan yang berasal dari
Soe serta saya sendiri mahasiswa FKIP pendidikan kimia yang berasal dari Alor,
waktu itu kami baru semester 3. Suatu hari Yiko curhat kepada kami bahwa dia
naksir dengan salah satu penghuni kos putri tetangga kami namanya Fulan. Aji
pun menawarkan dirinya untuk membantu Yiko yakni dengan jalan Aji akan
menyampaikan pesan Yiko langsung kepada objek yang diincar Yiko. Yiko pun
sangat senang karena sahabatnya mau membantunya. Tibalah di suatu pagi Aji
melayangkan sms kepada si Fulan bahwa ia akan mengatakan sesuatu tetapi harus
bertemu langsung. Si gadis pun berkunjung ke kos kami, kami pun mengatur
strategi yaitu Yiko dan saya sedang menggoreng pisang di depan lorong kos,
sedangkan Aji dan si gadis berada di dalam kamar kos. Saya tidak tau apa yang
terjadi di dalam kamar, kita saya melirik ternyata mereka berdua berkomunikasi
lewat HP (sms) sambil tersenyum-senyum walaupun sudah langsung bertemu. Setelah
itu sang gadis pun pulang sementara Yiko dalam kondisi yang senang bercampur
deg-degan. Yiko pu bertanya pada Aji “gimana hasilnya apakah ditolak atau diterima?”
Aji pun dengan senyum santai menjawab
“santai aja bro, esok baru dapat jawabannya”. Yiko pun semakin cemas harap
dalam penantiannya 1 hari yang dirasakan seperti setahun itu.
Hari yang dinantikan pun tiba.
Terlihat Aji sedang bertemu dengan sang gadis di samping teras masjid. Setelah
itu saya pun memberanikan diri bertanya kepada Aji “gimana bro, sukses ko?” Aji pun langsung menjawab “Sukses Bro”. Saya pun bersyukur ternyata perjuangan
sahabat saya berhasil dengan baik. Tetapi seketika Aji pun mendekatkan mulutnya
ke telinga saya sambil berbisik “maaf
bro, tu be kastaw untuk be, jadi be su jadian dengan tu cewek. ” saya pun
balik bertanya “trus bagaimana dengan
katong pu kawan Yiko?”.
Saya pun membayangkan bagaimana
jadinya sampai Yiko tau hal yang sebenarnya? Hal itu pun tiba saat Yiko yang
menanyakan langsung kepada Aji, setelah tau hal yang sebenarnya Yiko pun tau
mau menegur Aji hampir dua minggu. Berpapasan pun tak saling menegur antara Aji
dan Yiko. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana rasa sakit hatinya Yiko.
Yiko memang kawan kami yang selalu
dikerjain teman-temannya, tetapi beliau tidak menyimpan dendam kesumat, hanya
senyuman andalannya yang selalu menjadi balasan atas perbuatan teman-temannya.
Tetapi itulah Yiko sosok kocak dan
baik hati yang tidak bisa membenci orang dalam waktu yang lama, dia adalah
sahabatku yang saat ini hilang dari peredaran Kota Kupang. Entah dimana
sekarang? Semoga ia membaca tulisan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar