Apresiasi
Kesenian Islam Kipma atau yang disingkat AKSI KIPMA adalah ajang kegiatan akbar
Komisariat Kipma Undana yang melibatkan seluruh komponen HMI Cabang Kupang.yang
senantiasa dilaksanakan pada setiap periode kepengurusan yang sifatnya
continue. Secara historis kegiatan ini
sudah berjalan sekitar enam kali sampai pada AKSI KIPMA kali ini yang
mengangkat thema : “Menumbuhkan Kreatifitas Seni
dan Budaya Sebagai Rahim Dalam
Melahirkan Peradaban Islam” tentu punya tujuan-
tujuan yang akan dicapai dari kegiatan ini diantaranya pengaktualisasian
potensi kader, sebagai wadah silaturahmi dalam memperat ukhuwah diantara
kader-kader himpunan serta sebagai momen dalam refresing intelektual.
Berdasarkan pengalaman empirik selama penulis ber-HMI sejak tahun 2006 sudah
tiga kali mengikuti kegiatan ini sehingga sedikit mengetahui seluk-beluk Aksi
Kipma. Demikian sedikit pengantar dari penulis.
Ada anggapan negative yang dialamatkan pada
kegiatan AKSI ini bahwa kegiatan ini lebih bersifat hura-hura atau euforia
semata selain itu yang lebih tragis ketika ada yang mengatakan kegiatan ini
berbau hedonis dan membutuhkan bajet yang besar bahkan diusulkan untuk
dihilangkan , memang anggapan ini beralasan secara kasat mata, akan tetapi
perlu diperhatikan juga bahwa pada hakikatnya kegiatan ini merupakan sarana
dalam mengembangkan kreatifitas kader-kader himpunan yang kita kenal dalam ilmu
pendidikan yang disebut pengembangan aspek psikomotorik ( ketrampilan) selain
itu AKSI KIPMA merupakan salah satu identitas KIPMA sehingga jika dihilangkan
maka eksistensi komisariat ini akan dipertanyakan. Dalam ilmu pendidikan dikenal tiga ranah yang
perlu dikembangkan secara proporsional demi tercapainya tujuan pembelajaran
dalam diri seorang peserta didik (kader) ketiga ranah tersebut yakni ranah
kognitif ( tingkat intelektualitas ), afektif ( sikap ) dan Psikomotorik (
ketrampilan ). Demikian halnya HMI sebagai sebuah institusi pendidikan (Universitas
Idjo Itam) secara umum harus memperhatikan hal ini dan mampu
mengintegralkan ketiga aspek ini dalam pedoman perkaderannya secara
proporsional sehingga dapat menghasilkan out-put yang diinginkan yakni kader
yang tidak hanya manjadi konseptor-konseptor sejati tetapi juga dapat menjadi
eksektor-eksekutor dalam wilayah-wilayah praktis. Dalam konteks Aksi Kipma
jelas merupakan kegiatan yang lebih menumbuhkembangkan aspek psikomotorik kader
yakni melalui lomba-lomba diantaranya kaligrafi, festifal nasyid, theater
Islami dan lomba MC, tetapi tentu tidak menafikan yang namanya aspek afektif
yaitu sikap yang bersinggungan dengan teori belajar behavioristik yakni
belajar adalah perbahan tingkah laku, sehingga mental dan karakter kader juga
dibina disini melalui sikap kejujuran, tanggungjawab dan sportifitas
masing-masing peserta, membangun tali silaturahim diantara sesama kader,
menumbuhkan semangat ukhuwah islamiah, serta lebih memahami makna seni dan
budaya islam yang sebenarnya, sedangkan kalau kita melihat dari segi
kognitifnya tentu didapatkan hal-hal
yang dapat mengembangkan intelektualitas diantaranya pada mata lomba
Da’i/Da’iah yang membutuhkan penguasaan konsep/materi serta retorika dan
improvisasi materi yang akan dibawakan dalam waktu yang telah ditentukan.
Dengan demikian berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka kita perlu
menjawab kebutuhan kader dengan selalu ,mengembangkan kegiatan-kegiatan yang
berbau ketrampilan demi keutuhan pembelajaran seorang kader himpunan. Mari kita
bertarung secara sportif dan selalu menghendaki yang terbaik demi suksesnya
kegiatan Aksi kipma ini karena yang tertanam dalam pikiran dan hati kita
masing-masing hanyalah ”HMI Sang Hijau
Hitam.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar