Senin, 16 Januari 2012

“AKSI KIPMA MEMBANGUN KREATIFITAS PENGEMBANGAN ASPEK PSIKOMOTORIK KADER “ ( Telaah dari aspek Pendidikan)


Apresiasi Kesenian Islam Kipma atau yang disingkat AKSI KIPMA adalah ajang kegiatan akbar Komisariat Kipma Undana yang melibatkan seluruh komponen HMI Cabang Kupang.yang senantiasa dilaksanakan pada setiap periode kepengurusan yang sifatnya continue. Secara historis kegiatan ini  sudah berjalan sekitar enam kali sampai pada AKSI KIPMA kali ini yang mengangkat thema : “Menumbuhkan Kreatifitas Seni dan Budaya Sebagai Rahim Dalam  Melahirkan Peradaban Islam” tentu punya tujuan- tujuan yang akan dicapai dari kegiatan ini diantaranya pengaktualisasian potensi kader, sebagai wadah silaturahmi dalam memperat ukhuwah diantara kader-kader himpunan serta sebagai momen dalam refresing intelektual. Berdasarkan pengalaman empirik selama penulis ber-HMI sejak tahun 2006 sudah tiga kali mengikuti kegiatan ini sehingga sedikit mengetahui seluk-beluk Aksi Kipma. Demikian sedikit pengantar dari penulis.
         Ada anggapan negative yang dialamatkan pada kegiatan AKSI ini bahwa kegiatan ini lebih bersifat hura-hura atau euforia semata selain itu yang lebih tragis ketika ada yang mengatakan kegiatan ini berbau hedonis dan membutuhkan bajet yang besar bahkan diusulkan untuk dihilangkan , memang anggapan ini beralasan secara kasat mata, akan tetapi perlu diperhatikan juga bahwa pada hakikatnya kegiatan ini merupakan sarana dalam mengembangkan kreatifitas kader-kader himpunan yang kita kenal dalam ilmu pendidikan yang disebut pengembangan aspek psikomotorik ( ketrampilan) selain itu AKSI KIPMA merupakan salah satu identitas KIPMA sehingga jika dihilangkan maka eksistensi komisariat ini akan dipertanyakan. Dalam ilmu pendidikan dikenal tiga ranah yang perlu dikembangkan secara proporsional demi tercapainya tujuan pembelajaran dalam diri seorang peserta didik (kader) ketiga ranah tersebut yakni ranah kognitif ( tingkat intelektualitas ), afektif ( sikap ) dan Psikomotorik ( ketrampilan ). Demikian halnya HMI sebagai sebuah institusi pendidikan (Universitas Idjo Itam) secara umum harus memperhatikan hal ini dan mampu mengintegralkan ketiga aspek ini dalam pedoman perkaderannya secara proporsional sehingga dapat menghasilkan out-put yang diinginkan yakni kader yang tidak hanya manjadi konseptor-konseptor sejati tetapi juga dapat menjadi eksektor-eksekutor dalam wilayah-wilayah praktis. Dalam konteks Aksi Kipma jelas merupakan kegiatan yang lebih menumbuhkembangkan aspek psikomotorik kader yakni melalui lomba-lomba diantaranya kaligrafi, festifal nasyid, theater Islami dan lomba MC, tetapi tentu tidak menafikan yang namanya aspek afektif yaitu sikap yang bersinggungan dengan teori belajar behavioristik yakni belajar adalah perbahan tingkah laku, sehingga mental dan karakter kader juga dibina disini melalui sikap kejujuran, tanggungjawab dan sportifitas masing-masing peserta, membangun tali silaturahim diantara sesama kader, menumbuhkan semangat ukhuwah islamiah, serta lebih memahami makna seni dan budaya islam yang sebenarnya, sedangkan kalau kita melihat dari segi kognitifnya tentu didapatkan  hal-hal yang dapat mengembangkan intelektualitas diantaranya pada mata lomba Da’i/Da’iah yang membutuhkan penguasaan konsep/materi serta retorika dan improvisasi materi yang akan dibawakan dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka kita perlu menjawab kebutuhan kader dengan selalu ,mengembangkan kegiatan-kegiatan yang berbau ketrampilan demi keutuhan pembelajaran seorang kader himpunan. Mari kita bertarung secara sportif dan selalu menghendaki yang terbaik demi suksesnya kegiatan Aksi kipma ini karena yang tertanam dalam pikiran dan hati kita masing-masing hanyalah ”HMI Sang Hijau Hitam.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar