Segala ciptaan
Tuhan di jagad raya ini dengan berbagai karakteristik melambangkan betapa Tuhan
begitu kuasa dalam melakukan semua itu, manusia harus pandai ber-Iqra ciptaan-ciptaan-Nya
karena merupakan ayat-ayat kauniyah selain ayat kauliah Tuhan yang ditulis
dalam 30 juz Al-qur’an yang semuanya itu punya makna tersendiri yang hanya
didapat melalui iqro (Al-ala : 1-5). Banyak yang mengasumsikan bahwa untuk
membuktikan adanya Tuhan bercerminlah pada ciptaan-ciptaan-Nya yang begitu
sempurnah dan semua itu tidaklah sia-sia karena penciptaan segala sesuatu
mempunyai maksud dan tujuan tertentu misalnya saja dalam teori-teori sacral
Tuhan Qur’an Surat Adzariyat ayat 56 disitu Tuhan menerangkan dengan jelas
tujuan penciptaan manusia dan jin. Pada kesempatan ini akan dibahas dua jenis
ciptaan Tuhan berdasarkan ruang lingkupnya yakni alam besar (makrokosmos) dan alam kecil (Mikrokosmos).
Makrokosmos adalah alam yang begitu
luas yang tak mampu dibayangkan oleh akal pikiran karena sifatnya adalah tak
terhingga, coba bayangkan Bumi yang kita diami yang masuk dalam sistem tata
surya dengan susunan sebuah matahari sebagai pusat peredaran dan sembilan buah
planet dengan bumi salah satunya beredar mengelilingi matahari tersebut dengan
garis orbitnya masing-masing yang masuk dalam gugusan bintang yang disebut
galaksi bintang Bima sakti yang merupakan satu dari sekian juta galaksi yang
ada di jagad raya ini. Betapa bumi begitu kecil jika dibayangkan dengan nalar
manusia. Bumi yang kalau kita lihat berada di luar angkasa dengan tetap
seimbang berada di garis orbitnya baik secara rotasi maupun secara revolusi yang
tak memiliki tiang penyangga, tak memiliki tali yang menggantungnya tetapi
tetap tegar berdiri sampai saat ini. Kalau kita gambarkan dari yang terkecil
hingga yang terbesar maka digambar seperti di bawah ini :
MANUSIA → BUMI → TATA SURYA →GALAKSI→JAGAD RAYA
Dengan peredaran dan pergerakan segala yang ada di jagad raya yang
mengikuti hukum-hukum Tuhan (Sunatullah)
maka dapat dipahami bahwa segala sesuatu ciptaan seperti ini tunduk dan patuh
mengikuti kehendak-Nya. Timbul pertanyaan apakah benar Tuhan menjadi sutradara
tunggal dalam perfileman jagad raya ini ? apakah segala sesuatu terjadi dibawah
kendali-Nya ? ataukah Dia menciptakan dan merancang semua ini kemudian semua
aktifitas selanjutnya dibiarkan terjadi begitu saja tanpa ada pengawalan lebih
lanjut. Inilah pemahaman yang menjadi perbedaan pendapat selama berabad-abad
antara kaum yang berfaham jabariyah dan yang berfaham qadariyah yakni apakah
takdir/nasib ditentukan oleh otoriter Tuhan ataukah ditentukan oleh manusia itu
sendiri ?
Membahas alam (makrokosmos) memang kajian saintifiknya sangatlah luas
sehingga perlu penerawangan yang mendalam guna membaca gejala-gejala alam yang
terjadi di sekitar kita, karena semua peristiwa yang terjadi memiliki hikmah
tersendiri yang dapat dipetik manusia, kemarahan alam berupa bencana alam,
tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, angin tofan serta bencana sosial
lainnya harus dipandang sebagai kemurkaan Tuhan ataupun cobaan Tuhan, mungkin
kita pernah mendengar tembang/lagu yang keluar lewat suaranya Ebith G. ade
bahwa “mungkin Tuhan telah bosan melihat
tingkah kita yang selalu salah dan bangga diri cobalah Tanya pada rumput yang
bergoyang” lagu Ebit menyuruh kita untuk refleksi diri dan melakukan tobat
berjamaah dan terus bertanya pada alam, membaca alam, mendengar alam, melihat
dan memandangi alam kenapa dia jadi marah. Hal inipun telah disinyalir Tuhan
bahwa ‘telah terjadi kerusakan di muka
bumi akibat ulah tangan manusia’
Mikrokosmos adalah alam yang sangat kecil yang dapat melingkupi
sistem-sistem yang terjadi di dalam tubuh suatu organisme termasuk manusia itu
sendiri, sistem yang terjadi dalam suatu partikel yang sangat kecil yang dalam
defenisi menurut Jhon Dalton tokoh fisikawan dan kimawan bahwa zat yang paling
kecil yang tidak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil disebut ‘Atom’ yang dalam ukurannya tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang yang berkisar pada hitungan bilangan berpangkat
minus dalam satuan milimikron. Dalam perspektif biological science bahwa unit terkecil dari suatu organisme
dinamakan ‘sel’ yang juga tidak dapat
dilihat secara kasat mata namun harus dibantu oleh alat optic yang dinamakan mikroskope. Sel sendiri memiliki
bagian-nagian mulai dari Nukleus, mitokondria, Retikulum endoplasma, membran/dinding,
sitoplasma, dan sebagainya. kita juga
dapat melihat contoh konkrit lainnya yakni sistem saraf manusia yang begitu
rumitnya mulai dari sel saraf motorik, sensorik, somatic dan sebaginya yang
berpusat di otak dan sebagai pusat pengenadali aktifitas manusia. Walaupun
sangat kecil namun sistem dan jaringan penghubung yang digunakan sangatlah
rumit cara kerjanya. Selain itu masih banyak lagi contoh-contoh alam mikro
diantaranya sistem ekskresi makhluk hidup, sistem metabolisme, reaksi
fotosintesis tumbuhan, dan segala macam reaksi kimia yang terjadi yang
membutuhkan imajinasi yang tinggi untuk dibayangkan. Apakah kita pernah
membayangkan semua itu ?
Deskripsi di atas menjadi pencerahan bagi kita bahwa kita perlu
merefleksikan diri dan terus membaca fenomena alam baik secara makrokosmos
maupun secara mikrokosmos demi menarik hikmah-hikmah dibalik semua itu sehingga
kita mampu mensyukuri segala Rahmat, Nikmat, Hidayah dan Ridho yang diberikan
Tuhan pada kita sekalian. amin
“Jika kamu mensyukuri nikamt-Ku maka akan Aku
tambahkan nikamt itu kepadamu namun jika kamu mengkufuri nikamat-Ku ingat azab-Ku
sangat pedih”
terimakasih ^_^
BalasHapuswah sangat menarik pembahasannya.
BalasHapusterimakasih, ngebantu banget :)
BalasHapusApakah Tuhan itu bagian dari Makrokosmos atau Dia yang mengatur dinamika unsur-unsur makrokosmos?
BalasHapusApakah Mikrokosmos itu adalah manusia sendiri dengan semua sistem tubuh yang terbangunb dari berbagai jenis sel?
Tuhan itu meliputi segala sesuatu, seberapa luas anda menjelajahi makrokosmos puncaknya kau akan menemukan kebesaran tuhan, begitu juga seberapa dalam anda menyelami microkosmos puncaknya kau akan menemukan kebesaran tuhan.
BalasHapus