Rapat Anggota
Komisariat (RAK) merupakan momentum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat
komisariat setidaknya diharapkan untuk selalu memproduksi keputusan-keputusan
yang dapat mengarahkan kepada peningkatan institusi komisariat baik dari sisi
kualitas dalam hal ini pengembangan kapasitas intelektual kader, sikap mental
serta kemampuan kader dalam kerja-kerja nyata di lapangan. Komisariat sebagai
wadah penggemblengan anggota tentu dibutuhkan strategi pembelajaran yang
diterapkan untuk memanfaatkan semua potensi yang dimiliki kader. Penyiapan
lapisan perkaderan tentu harus terus secara kontinue dilakukan di komisariat
guna mengatasi krisis kader yang saat ini melanda HMI cabang Kupang. Untuk
itulah dalam pesta demokrasi kali ini diharapkan mampu menjadi penentu arah
Himpunan di Komisariat ini minimal lebih baik pada kepengurusan sebelumnya.
Hal yang harus diingat bahwa semua
tentu berharap banyak agar proses yang terjadi hari ini bersifat ilimiah dan
dewasa dalam menyikapi segala perbedaan yang mungkin muncul dalam forum RAK
yang sakral ini. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak mungkin
dihindari karena perbedaan adalah bagian dari realitas yang harus kita sikapi
secara arif dan senantiasa bermesraan dengan realitas perbedaan itu sendiri. Silang
pendapat yang mungkin terjadi mulai dari pleno I hingga pleno IV, silang
pendapat di Pleno III antara komisi A dan B dalam pembahasan arah kerja dan
rekomendasi komisariat ini ke depan, perbedaan pendapat antara peserta peninjau
dan utusan, antara sesama anggota bahkan dengan pengurus serta perbedaan
pendapat lainnya, Semuanya itu harus dimaknai sebagai sebuah proses dialektika
yang bisa mendewasakan pola pikir, sikap dan tindakan kita. Proses-proses kecil
inilah yang kemudian akan terus membesarkan kita di komunitas idjo itam secara internal maupun secara
eksternal nantinya. Selain itu juga dalam momen ini dilakukan evaluasi kinerja
kepengurusan selama satu periodisasi sekaligus proyeksi ke depan kemana arah
gerak organisasi ini? Kritik otokritik senantiasa kita galakkan demi
terwujudnya pendewasaan diri serta perbaikan di hari-hari yang akan datang.
Kelemahan di sana sini tentu harus ditambal sedangkan yang menjadi kekuatan
tentu perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. RAK juga adalah momentum
peralihan tongkat estafet kepemimpinan, pergantian kepengurusan, pergantian
personil yang akan menahkodai komisariat ini ke depan. Untuk itulah kepada
seluruh utusan selayaknya melihat secara objektif siapakah yang layak memimpin
HMI Komisariat Kipma Undana Periode 2010-2011? Banyak sisi yang harus kita
lihat mulai dari track recordnya selama ini dalam berkontribusi untuk
komisariat ini, kecerdasan intelektualitas serta kematangan emosional dan
bahkan masih banyak lagi kriteria yang mungkin menurut kita dapat dijadikan
parameter mengukur layak tidaknya seseorang menjadi 01 Kipma UNC.
Sebagai salah satu tiang penopang
HMI Cabang Kupang tentunya HMI Komisariat Kipma Undana terus berkontribusi
menyumbangkan banyak kadernya untuk mengabdi di kepengurusan cabang, untuk
itulah prestasi ini perlu dipertahankan tinggal bagaimana terus mengptimalkan
kualitas dari kuantitas yang kita miliki. RAK hari ini perlu disusun suatu
grand program yang lebih mengarah kepada format perkaderan yag lebih
berkualitas sebagai salah satu misi penguatan internal di tubuh HMI sesuai
dengan visi besar yang diangkat oleh Kakanda Formateur HMI Cabang Kupang. Realitas
hari ini tidak bisa berbohong bahwa rata-rata cabang-cabang HMI di seluruh
Indonesia mengalami masalah secara internal HMI itu sendiri, bagaiman kita bisa
ekspansi keluar sementara secara internal masih sangat rapuh sehingga bagi saya
masalah terbesar HMI ada di dalam internalnya sendiri. Mari kita cari solusi
secara bersama untuk memproteksi sisi internal HMI. Banyak harapan yang kita
inginkan namun diantara harapan-harapan itu tersimpan banyak rintangan dan
cobaan yang berusaha mengancam kesolidan kepengurusan ini guna menjalankan roda
organisasi dengan baik.
Harapan kami marilah kita ikuti sedetail
mungkin semua proses RAK ini dengan hikmat, mungkin ada sesuatu yang bisa
dipetik, mungkin ada sesuatu yang tak perlu untuk ditiru, mungkin ada solusi
yang bisa kita usulkan karena semuanya hanyalah persembahan realitas dari Tuhan
untuk kita kelola, mungkinkah kita mampu menjadi khalifah untuk mengelola semua
realitas yang dipersembahkan-Nya itu? Ataukah kita hanya menjadi penonton yang
menyia-nyiakan segala potensi yang Tuhan berikan kepada kita? Mari bergerak....
Akhirnya,
hanya ucapan selamat ber-RAK XVII, semoga apa yang dihasilkan dalam momentum
ini adalah keputusan yang berkualitas serta senantiasa menjunjung tinggi
nilai-nilai Konstitusi guna mencapai tujuan suci Himpunan . Yakin usaha sampai.
Salam kenal bang
BalasHapus