Golongan-golongan
yang disinyalir dalam sebuah hadist bahwa “suatu
saat umat Islam akan terbagi menjadi 73 golongan dan hanya satu golongan yang
akan masuk surga” membuat setiap individu muslim terus bertanya-tanya bahwa
kategori golongan manakah dirinya ? secara rasional tentu orang akan berfikir
umat Islam memiliki peluang yang sangat kecil untuk selamat di akhirat kelak
bayangkan 1 :72 tentu ini peluang yang sangat kecil. Hadist ini juga sering
dijadikan senjata bagi orang-orang yang tidak suka terhadap Islam untuk
mematikan argumentasi umat islam bahwa Islam Rahmatallila’lamin.
Secara historis kebenaran hadist ini
terjawab lewat realitas yang terjadi di beberapa waktu lalu dan terus berlanjut
hingga sekarang. Kita bisa lihat dua faham besar yang sudah bertentangan sejak
beberapa abad yang lalu yakni aliran jabariyah dan qadariyah tentang persoalan
ikhtiar dan takdir manusia dengan pionernya masing-masing, pertentangan pemikiran
antara Imam Al-Ghazali yang mewakili kaum fundamentalis
theologies dan Ibnu Rusyid yang mewakili Islam rasionalis, selain itu
terjadi pertentangan antara Islam suni dan Islam Syiah mengenai perang
pemikirannya, selain itu ada 4 mazhab yang ada dalam Islam diantaranya Mazhab
Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hanbali yang dianut oleh umat Islam di seluruh
dunia. di Indonesia sendiri sangat
nampak perbedaan antara Nadhatul Ulama (NU) yang mewakili Islam tradisional dan
Muhammadiyah yang mewakili islam modernis dalam hal pemikiran dan cara
beragamanya. Kita juga pernah mendengar klasifikasi Islam di Indonesia menjadi
3 bagian yakni Islam abangan, islam santri dan islam modernis apalagi sindiran
Islam KTP yang terus terngiang di telinga kita yang tentu masih terasa hingga
sekarang.
Fenomena yang lain yang cukup
mendasar juga adalah islam dipandang dari berbagai sisi yakni ada yang
memandang sebagi sebuah ideology, ada yang memandang sebagai sebuah theology,
ada yang menggabung keduanya sehingga mengahsilkan cara beragama yang tentu
juga berfariasi diantaranya Islam dipandang sebagai alat politik untuk
menghegemoni ideologinya, Islam dipandang hanya sebagai upacara ritualitas
rutin beragama misalnya shalat, zikir, haji dan puasa. Serta dampak yang
lainnya.
Kita memang sangat kesulitan
mengidentifikasi secara jelas satu persatu golongan-golongan dari 73 golongan
itu, namun fakta empirik di atas menunjukkan dengan jelas ternyata ada
perbedaan-perbedaan dalam beragama baik dari sisi cara pandang, fikir maupun
berbuat sekalipun dalam satu agama samawi yang dinamakan Islam. Apakah hadist “perbedaan adalah rahmat” adalah jawaban
dari semua ini ?
Mungkinkah hadist lain yang
mengatakan bahwa “Suatu saat umat Islam
sangat banyak secara kuantitas tetapi mereka hanya seperti buih di lautan”
adalah dampak dari perbedaan-perbedaan ini? Apakah terjadi pertentangan antara
hadist-hadist ini ? apakah para pejuang, penghafal dan perawi hadis yang
diantaranya Bukhari, Muslim, Abu Daud, Abu Khurairah serta yang lainnya
melakukan perselingkuhan dalam merekayasa hadist-hafist ini ?.
Untuk mengidentifiksai
golongan-golongan ini perlu dilakukannya klasifikasi berdasarkan metode pohon
faktor matematik, sehingga yang paling mendasarnya adalah mencari tahu akar
dari perbedaan ini kemudian dari akar itu kita buat pohon permasalahannya,
tentu menumbuhkan cabang-cabang hingga sampai ke ranting-rantingnya bahkan
sampai ke pucuk-pucuk daunnya. Inilah salah satu metode yang ditawarkan guna
berusaha menyebutkan dengan tegas dan jelas satu demi satu golongan dari 73
golongan yang disinyalir hadist tersebut. Sebagai indikatornya kita gunakan 3
kerangka berfikir yakni materialis, idealis dan tauhid serta 4 Mazhab berfikir
dalam mencari kebebenaran yakni rasionalis, skriptualis, materialis dan
metafisika islam. Karena bagaimanapun juga perbedaan cara pandang dalam
beragama sangat dipengaruhi oleh kerangka berfikir awal dan mazhab berfikir
individu yang beragama tersebut.
Semoga dengan metode ini kita mampu menempatkan di manakah posisi kita
sebagai calon peraih golongan utama yang akan selamat kelak?
Semoga kita tetap senantiasa istiqomah dalam menjalankan segala aturan
Tuhan dan mengikuti sunah utusan-Nya…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar