Senin, 16 Januari 2012

GURU ; APAKAH PROFESI YANG MEMBANGGAKAN???? (Refleksi Hari Guru Nasional)


“Tas hitam dari kulit buaya...Selamat Pagi Berkata Bapak Umar Bakri... ini hari aku rasa kopi nikmat sekali...tas hitam dari kulit buaya...mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti...itu murid mengamuk mungkin sedang menunggu....
Reff......... Laju sepeda kumbang di jalan berlubang...selalu begitu dari dulu waktu zaman Jepang...terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang...banyak polisi bawa senjata berwajah garang... bapak Umar bakri Umar Bakri kaget apa gerangan?...berkelahi tak jauh seperti jagoan...bapak Umar Bakri kaget bukan kepalang...itu sepeda butut dikebut lalu jatuh kalang kabut cepat pulang ... Busyet... standing dan terbang...Umar Bakri2x Pegaewai Negeri... (Umar Bakri pegawai negeri)2x..40 tahun mengabdi jadi guru jujur berbakti memang makan hati.... Umar Bakri2x banyak ciptaakan menteri...umar bakri profesor Doktor insinyur pun jadi, ciptakan otak orang seperti otak Habibi...tapi mengapa Gaji Guru Umar Bakri seperti dikebiri?”      (Iwan Fals).

Kutipan lagu gubahan Iwan Fals di atas menjelaskan secara gamblang kondisi seorang guru yang cukup memprihatinkan membuktikan bahwa ternyata pemerintah belum sepenuhnya memperhatikan kesejahteraan guru sebagai komponen pendidikan yang cukup penting, walaupun sudah bekerja berpuluh-puluh tahun namun tetap kesejahteraannya masih harus diperhatikan. Walau banyak menciptakan orang-orang hebat (professor, doktor, insinyur, akuntan, saintis, menteri, politisi, Presiden, gubernur, bupati, walikota dan sebagainya) di negeri ini namun jasanya kurang dihargai.
Saat ini memang sedikit mengalami pergeseran mulai dari gaji guru apalagi yang telah disertifikasi, style guru, serta kondisi ekonomi guru memang sedikit mengalami peningkatan. Bisa dilihat saat ini hampir semua guru memakai motor ke sekolah, hampir semua guru memiliki laptop. Bahkan para kepsek dan wakasek sudah ada yang mengendarai mobil ke sekolah. Selain itu pilihan menjadi guru memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan pekerjaan diakibatkan oleh banyaknya lahan sekolah yang ada serta prospek kursus mata pelajaran. Walau gaji guru sedikit dinaikan namun tetaplah dibarengi dengan kenaikan harga berbagai barang kebutuhan sehari-hari.
Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri. Peranan guru diantaranya sebagai pendidik, pengajar, perencana pembelajaran, pengelola pembelajaran, fasilitator, motivator, evaluator serta sebagai oknum penilai hasil evaluasi dan sebagainya. Membuktikan bahwa guru adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan banyak pengorbanan baik materil maupun moril dengan pertimbangan kode etik keguruan.
Landasan-landasan yang menjadi dasar pijakan dalam persoalan kualitas pendidikan diantaranya adalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar nasional Pendidikan (BSNP), Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan dan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 mengenai Standar proses untuk satuan pendidikan dasar  dan menengah. Selain itu yang berkaitan dengan guru yakni UU Nomor 15 tahun 2005 tentang guru dan dosen dan PP nomor 74 tahun 2008 tentang guru yang isinya berbicara tentang penguasaan kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional) yang terintegrasi dan terstruktur secara utuh dalam pembelajaran.
Pelaku-pelaku pendidikan yakni orang tua murid, peserta didik, guru, pengambil kebijakan pendidikan tentu harus saling bekerja sama untuk meningkatkan wajah pendidikan kita yang semakin buram. Guru sebagai salah satu praktisi pendidikan punya tanggung jawab yang besar atas kualitas pendidikan. Sering kali banyak yang menyalahkan guru saat hasil ujian memprihatinkan, guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar namun juga yang terpenting adalah sebagai pendidik, guru akan berhadapan langsung dengan berbagai karakter siswa sebagai tantangannya, guru juga akan menanggung beban moril ketika anak didiknya tidak mencapai hasil yang diinginkan.
Yang paling sederhana yang bisa direfleksikan adalah bagi siapapun yang hari ini bisa baca tulis, bisa menghitung, bisa menggambar dan kemampuan sederhana lainnya, kadang orang meneyepelekan hal itu semua, padahal perubahan kemampuan itu membutuhkan banyak waktu, pikiran, kesungguhan dan ketulusan untuk mencapai hal-hal sederhana seperti itu. Apakah kita tidak menyadari hal itu? Pernahkah sejenak kita berfikir seperti ini? Pernah terbesitkah dalam pikiran dan hati kita untuk berterima kasih kepada oknum yang punya andil besar terhadap berbagai perubahan dalam diri kita? Bahwa persoalan memanusiakan manusia memang hal yang tidak gampang untuk dilakukan. Mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan itu satu persatu untuk membuktikan bahwa apakah kita tahu rasa berterima kasih? Apakah kita telah menghargai orang yang pernah membimbing kita hingga kita bisa seperti yang sekarang ini?
Dengan referensi landasan-landasan konstitusi pendidikan serta sedikit refleksi di atas tentu banyak aturan main yang harus dipatuhi oleh guru dalam menjalankan kewajibannya sebagai tenaga kependidikan, guru tidak seenaknya melaksanakan kegiatan pembelajarannya sesuai kemauannya sendiri, banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai seorang guru baik itu dari sisi kompetensinya, administrasinya, serta pemenuhan aturan main kependidikan.
Sebagai seorang guru harus siap ditempatkan dimanapun berada, entah di kota maupun di desa bahkan sampai ke pelosok-pelosok sekalipun, guru juga terus berkreasi dalam forum-forum ilimiah guru seperti PGRI, FIGUR, MGMP dan perkumpulan guru lainnya sehingga dapat membincangkan persoalan-persoalan internal guru untuk dicari solusinya. selain itu ke depan guru dituntut untuk menguasai media elektronik informatika sesuai dengan perkembangan IPTEKS saat ini. Guru harus siap mengerahkan segala kemampuannya untuk mencerdaskan anak bangsa sesuai yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Mungkin inilah yang menjadi alasan kuat mengapa kaisar Jepang paska pengeboman Kota Hirosima dan Nagasaki mengajukan sebuah pertanyaan bahwa masih berapakah guru yang hidup? Kaisar bukan bertanya masih berapakah tentara yang hidup? Pertanyaan ini membuktikan Jepang sangat peduli terhadap pendidikanan dan sangat menghargai yang namanya guru sehingga mereka mampu bangkit dan menjadi negara maju di Asia bahkan di dunia yang tentunya sangat dperhitungkan saat ini. Apakah jika suatu saat Indonesia mengalami hal demikian apakah sang presiden akan menayakan hal yag sama? Ataukah presiden hanya bertanya masih adakah tentara yang selamat?
Dengan pemikiran dan penjelasan di atas dapat dipertimbangkan bahwa apakah pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaaan layak yang punya prospek ke depan yang baik ataukah pekerjaan guru tetaplah menjadi pekerjaan kelas bawah yang tidak memberikan kehidupan yang lebih layak? Banggakah jika seseorang menjadi guru? Kebanggaan-kebanggaan serta kepuasan batin yang dimiliki guru ialah ketika anak didiknya memperoleh prestasi yang baik, ketika sekolah tempat mengabdinya memiliki prestasi yang baik, ketika wajah pendidikan mulai dari daerah bahkan pada skala nasional pendidikan menjadi lebih baik.
Bagi yang saat ini sedang menempuh jalur pendidikan di FKIP, teruslah belajar untuk memperkuat kompetensimu, mungkin pilihanmu tepat mungkin juga tidak tetapi yang harus disadari bahwa di depan sana ada begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. Selamat belajar dan profesi guru menantimu sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang di dapat di perguruan tinggi.
Inilah konsekuensi-konsekuensi bagi orang yang telah menetapkan pilihan hatinya untuk menjadi apa yang dijuluki ”PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”

SELAMAT HARI GURU... TERIMAKASIH GURUKU... SEMOGA GURU TETAP DIHARGAI DEDIKASINYA...
Penfui-Kupang, 25 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar