Senin, 16 Januari 2012

Sebuah Refleksi Perdebatan NDP di Group FB


Mencermati forum dialog NDP HMI ini, ada beberapa hal yang dapat dicermati yakni terjadi dialog yang sangat dinamis dan ilimiah serta dibumbuhi oleh dialog-dialog yang tidak beretika. Kita patut bersyukur bahwa inilah khasanah intelektual kader HMI yang harus terus dikembangkan demi terus mengasah daya nalar kita sekalian. Saya sangat megapresiasi Kakanda Ariyanto dengan ikhtiarnya yang telah berani menyambut peluang yang dibuka oleh pencetus NDP (Kanda Cak Nur) bahwa NDP-nya bukan kitab suci yang tidak bisa dilakukan perubahan-perubahan, kendati pun peluang itu tidak dibuka oleh Cak Nur tetapi sebagai kader HMI senantiasa kritis untuk bisa mengkritisi konsep NDP Cak Nur kalau memang pantas dikritik. Kanda Ariyanto telah mencoba mengahdirkan satu bentuk pemikiran sebagai antitesa dari tesisnya Cak Nur, dengan demikian telah menimbulkan perdebatan yang positif diantara kader HMI, tetapi satu hal harus diperhatikan kita yakni setiap pembaharu di mana pun di muka bumi ini hampir pasti dilawan, dicaci maki dan dimusuhi ada juga yang memilih berkompromi. Ini suatu hal yang sangat wajar. Oleh karena itu selayaknya kita sebagai kader HMI menyikapi fenomena ini dengan bijaksana dengan beberapa alternative :
1.      Jika apa yang ditawarkan dalam NDP baru Kanda Ariyanto itu suatu hal yang logis dan dengan cara penyampaian yang beretika juga, maka hampir pasti diam-diam akan diikuti oleh para penentangnya.
2.      Jika yang ditawarkan dalam NDP baru belum mampu dijelaskan secara logis walaupun dengan penyampaian yang beretika tetap saja belum bisa diterima dengan baik oleh penentangnya
3.      Jika yang ditawarkan dalam NDP baru dijelaskan secara logis namun dalam proses penyampaian tidak beretika itu pun masih sangat sulit untuk diterima

Dengan 3 alternatif di atas tentu memberikan kesan kepada kita untuk selalu sportif dalam berdialog, mengakui kelebihan orang jika memang realitasnya demikian, serta selalu memperhatikan etika kita dalam berdialog. Saya melihat memanglah dialog ini sangat ilimiah tetapi yang membuat dialog ini rusak adalah pilihan kata yang digunakan terkesan bukan sebagai kaum akademisi/intelek, penggunaan kata goblok, bodoh, bahlul dan beberapa kata vulgar lainnya sangatlah disayangkan untuk kapasitas seorang kader HMI. Satu hal lagi yang sangat disayangkan adalah penggunaan akun cloning dalam Group Diskusi NDP ini juga sangat disayangkan, hal ini akan menjadi diskusi yang tidak fair karena kita sedang berdiskusi dengan orang yang tidak jelas identitasnya. Apakah mungkin takut/atau satu oknum yang memakai banyak akun? Saya mengharapkan identitas kader yang berdiskusi harus jelas dari Cabang mana? Kampus mana? Serta informasi identitas lainnya sehingga betul-betul apa diskusikan lebih ilimiah, ilimiah materi yang didiskusikan dan ilimiah identitas orang yang berdiskusi.  Untuk itulah saya menghimbau kepada pembuat group ini (admin) untuk melakukan verifikasi terhadap beberapa akun cloning dalam group ini demi menjaga orisinalitas keilimiahan forum ini.
Orang-orang NDP lama masih memakai alasan konstitusi dan landasan historis sebagai salah satu alasan untuk tetap konsisten dengan NDP Cak Nur di lain sisi juga masih sangat memakai pendekatan ilimiah untuk NDP Cak Nur sedangkan NDP-er baru membuka ruang ikhtiar berdasarkan statement dari Cak Nur sendiri bahwa pemikirannya bukan sesuatu yang final serta juga masih menggunakan pendekatan ilimiah untuk menjelaskan gagasan barunya, ilimiah Vs ilimiah. Sungguh dialektika yang terus berkepanjangan dan kita tidak tahu kapan akan berakhir? Semoga kita tidak sebatas berdiskusi NDP hanya sekedar tataran konseptual semata namun lebih dari itu mampu diimplementasikan dalam perilaku kita sehari-hari. amin
Sedikit pemikiran ini hanya dimaksudkan sebagai bahan refleksi bagi saya dan teman-teman seperjuangan semua. SELAMAT BERDISKUSI. Wallahualam… YAKUSA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar